Gambar Sampul Bahasa Indonesia · d_BAB IV KEGEMARAN
Bahasa Indonesia · d_BAB IV KEGEMARAN
Demas, dkk

22/08/2021 08:52:05

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab IV

~ Kegemaran

73

IV

Pada bab keempat yang bertemakan kegemaran ini, Anda akan mencapai beberapa tujuan

pembelajaran. Tujuan yang dimaksudkan yaitu:

1.

Anda akan berlatih menyusun karya tulis, melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka dan

catatan kaki sesuai dengan pedoman, memperbaiki pemakaian tanda baca dan ejaan dari

tulisan teman ;

2.

Anda akan berlatih menetukan tokoh dan perannya, menentukan konflik dengan menunjukkan

data yang mendukung, menentukan latar dan peran latar, menentukan tema dengan mengajukan

beberapa alasan, menentukan pesan dengan data yang mendukung, dan mengaitkan isi drama

dengan sehari-hari;

3.

Anda akan berlatih mengekspresikan perilaku dan dialog tokoh protagonis dan atau

antagonis dalam drama;

4.

Anda akan berlatih menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/

terjemahan

KEGEMARAN

MENDENGAR

BERBICARA

MEMBACA

MENULIS

Melengkapi karya

tulis dengan daftar

pustaka dan cata-

tan kaki

Menganalisis unsur-

unsur intrinsik dan

ekstrinsik novel

Indonesia/ terjemah-

an

Mengekspresikan

perilaku dan dialog

tokoh protagonis

dan atau antagonis

Menganalisis pemen-

tasan drama ber-

dasarkan teknik pe-

mentasan

KEGEMARAN

Tujuan Pembelajaran

Peta Konsep

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

74

PENDAHULUAN

Pada awal bab ini, Anda akan melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka

dan catatan kaki. Setelah itu, Anda akan menganalisis pementasan drama. Siswa

juga akan berlatih mengekspresikan perilaku dan dialog tokoh protagonist dan atau

antagonis dalam drama. Selain itu, Anda juga akan menganalisis unsur-unsur intrinsik

dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.

A.

MELENGKAPI KARYA TULIS DENGAN

DAFTAR PUSTAKA DAN CATATAN KAKI

Dalam membuat karya tulis, seorang penulis sering mencari landasan teori

yang dapat mendukung karyanya. Teori tersebut dapat diperoleh dari wawancara

dengan seorang narasumber, televisi, radio, kaset, koran, majalah, bulletin, atau

artikel. Jadi, teori tersebut dapat berupa karya ilmiah atau nonilmiah. Oleh sebab

itu, seorang penulis harus pandai-pandai memilih teori atau data sehingga sesuatu

yang diambil tersebut benar-benar dapat mendukung atau menguatkan ide yang

diungkapkan.

1. Menyusun Karya Tulis

Karya tulis yang Anda pelajari pada bab ini Anda batasi sebagai bentuk

tulisan ilmiah sehingga kebenaran isinya dapat dipertanggungjawabkan. Oleh

sebab itu, data-data yang digunakan harus valid atau dapat dipercaya.

Dari segi bentuknya, suatu karya tulis haruslah memenuhi ketentuan dan

kelaziman. Pada dasarnya karya tulis terdiri dari tiga bagian yang penting yaitu:

pendahuluan, tubuh karangan/isi, dan penutup.

Adapun bagian yang lain biasanya berfungsi sebagai kelengkapan atau penjelas

saja.

a.

Pendahuluan

Bagian pendahuluan diharapkan dapat mengarahkan calon pembaca

untuk mengetahui secara garis besar isi bacaan. Oleh sebab itu, pada bagian

ini penulis diharapkan dapat memberikan gambaran yang menarik agar

pembaca mempunyai keinginan untuk mengetahui setiap hal yang tercantun

dalam karya tersebut. Hal yang harus dicantumkan dalam pendahuluan yaitu:

1) latar belakang

2) permasalahan dan pembatasannya

3) tujuan penulisan

4) metodologi penelitian

5) sistematika penulisan

b. Tubuh karangan/isi

Pada bagian tubuh karangan ini, seorang penulis diharapkan mampu

menguraikan semua permasalahan dengan menunjukkan bukti-bukti yang

mendukung pernyataan tersebut.

Bab IV

~ Kegemaran

75

Demikian pula, setiap analisis yang disampaikan sebaiknya didukung dengan

data-data yang relevan sehingga pembaca dapat menerima ide penulis dengan

berpikir secara logis.

c. Penutup

Pada bagian akhir ini, saatnya penulis menyampaikan kesimpulan dan

saran. Kesimpulan yang dimaksudkan yaitu pikiran akhir yang disampaikan

secara ringkas. Pikiran tersebut merupakan inti sari dari analisis yang sudah

diuraikan secara panjang lebar pada bagian isi. Adapun saran yang dimaksud

imbauan atau anjuran yang disampaikan penulis berkaitan dengan karya tulis

yang telah dibuatnya. Saran ini dapat dibedakan menjadi dua arah: pertama

yang ditujukan kepada pembaca, yaitu agar tulisan tersebut dapat menambah

khasanah wawasan; dan yang kedua bagi penulis yaitu setelah pembaca

menyelesaikan aktivitas membacanya diharapkan dapat memberikan masukan

atau kritik yang membangun.

Selain tiga bagian inti tersebut, biasanya karya tulis ilmiah juga

menambahkan bagian-bagian lain sebagai kelengkapannya. Bagian yang

dimaksudkan yaitu:

1)

judul

2) kata pengantar

3) daftar isi

4) daftar pustaka

5)

lampiran

6)

indeks

Agar lebih jelas, marilah kita perhatikan contoh makalah (Materi Karya

Ilmiah) di bawah ini. Makalah ini merupakan materi diskusi para pemerhati

pendidikan di Yogyakarta.

Aplikasi

Entrepreneurship

Pendahuluan

Sebagian besar aktivitas hidup dan kehidupan ini pada dasarnya berorientasi

pada pencapaian kesejahteraan baik itu kesejahteraan yang bersifat batiniah maupun

lahiriah. Secara batiniah kesejahteraan dapat terpenuhi apabila jiwa seseorang

mendapatkan kedamaian, kemerdekaan, keamanan, pujian, atau cara lain yang dapat

memuaskan seseorang. Secara lahiriah, kesejahteraan itu dapat terwujud apabila

kebutuhan hidup dapat terpenuhi, misalnya kebutuhan makan, tempat, pakaian, atau

bentuk finansial lain yang dapat memenuhi seseorang.

Untuk memenuhi kesejahteraan tersebut, maka perlu perencanaan dan tindakan

secara proaktif bagi siapa pun yang akan mengalaminya. Oleh sebab itu, pemahaman

entrepreneurship

dan aplikasinya perlu dikenalkan sejak dini kepada anak. Dengan

demikian, anak selalu mengalami pembelajaran secara habituatif sehingga pada

masa dewasanya nanti anak tersebut benar-benar menjadi seorang

entrepreneur

sejati yang mampu menyejahterakan diri dalam kehidupannya.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

76

Lebih dari itu, ia pasti mampu menciptakan kesejahteraan bagi lingkungan atau

orang lain di sekitarnya.

Pengertian

Entrepreneurship

berasal dari bahasa Inggris yang berarti suatu hal yang

berkaitan dengan kewirausahaan, sedangkan

Entrepeneur

menunjuk pada orang

yang melakukan

entrepreneurship

tersebut. Kewirausahaan dalam hal ini tidak

hanya diberi pengertian hal yang berkaitan dengan bisnis yang pada akhirnya

berorientasi pada uang. Lebih luas daripada itu, wirausaha mempunyai pengertian

pemikiran yang bersifat kreatif dan inovatif pada diri seseorang dalam menghadapi

permasalahan hidup. Oleh sebab itu, ia akan mampu bertahan dan mengembangkan

pemikirannya untuk lebih maju dibandingkan dengan orang yang biasa-biasa saja.

Dalam lingkungan pendidikan, begitu berartinya

entrepreneurship

ini sehingga

apabila hal tersebut sudah terpatri pada pikiran anak, yakinlah bahwa anak tersebut

mampu mengatasi kesulitan-kesulitan hidup, paling tidak untuk dirinya sendiri. Oleh

sebab itu, setiap anak didik perlu dimotivasi untuk memahami arti pentingnya

entrepreneurship

dalam menghadapi kehidupan masa yang akan datang.

Marilah kita tengok sebentar, kita bandingkan bahwa pengertian

entrepreneurship

/kewirausahaan secara umum dengan

entrepreneurship

/

kewirausahaan yang berada di lingkungan pelajar atau orang yang masih menjalani

pembelajaran. Samakah pengertian itu? Pertanyaan ini menjadi permasalahan besar

yang menuntut pemikiran serius manakala kita mempunyai mimpi untuk menciptakan

entrepreneur

sejati di lingkungan sekolah.

Tindakan

Entrepreneurship

Program aplikasi

entrepreneurship

di sekolah harus dikenakan secara holistik.

Program tersebut tidak cukup hanya dikenakan kepada siswa selaku anak didik

saja, tetapi juga harus ditujukan kepada semua komponen yang terlibat didalamnya.

Guru, karyawan (bagian tata usaha, bagian

security

, bagian

cleaning service

),

dan siswa, itulah sasaran yang harus memahami dan melakukan program

entrepreneurship.

Untuk mencapai hasil yang gemilang dalam hal itu, ada beberapa

langkah yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) perencanaan (

planning

)

2) sosialisasi program

3)

tindakan

4) evaluasi.

Perencanaan (

planning

).

Perencanaan program sangat penting karena

perencanaan ini akan mengarahkan pelaku program dalam melakukan tindakan

nyata. Tahu apa yang akan dicapai pada akhir program nanti. Tahu langkah-langkah

kerja yang sistematis. Tahu instrumen-instrumen yang dibutuhkan. Bahkan, mampu

mengetahui detail-detail yang akan terjadi pada kurun waktu program yang sudah

direncanakan.

Bab IV

~ Kegemaran

77

Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal, sebaiknya program kerja

ditentukan secara proporsional, artinya ruang lingkup tindakan yang akan dilakukan

jangan terlalu luas dan jangan terlalu sempit. Bila terlalu luas, hasil yang dicapai

pasti tidak akan optimal karena dalam waktu yang terbatas konsekuensinya apa

yang dikerjakan juga pasti terbatas atau hanya kulit-kulitnya saja. Akan tetapi,

apabila terlalu sempit, konsekuensinya dapat mencapai target, namun hasilnya pasti

juga tidak jauh berbeda dengan apa yang dikerjakan oleh orang yang biasa-biasa

saja.

Contoh pembatasan program seorang guru. Di sini dicontohkan seorang guru

bahasa Indonesia. Guru tersebut tentu sudah mempunyai pembiasaan hidup dalam

bidangnya yaitu memberikan pembelajaran bahasa Indonesia. Tidak benar, bila Guru

itu hanya berpikir sekadar datang pada jam mengajar, masuk kelas dan bila bel

berbunyi kemudian keluar begitu saja. Akan tetapi, guru tersebut harus mampu

menanamkan roh

entrepreneurship

pada diri anak. Alangkah baiknya bila guru

mempunyai target tertentu dalam program itu, misalnya pada proses pembelajaran

mampu mengantar para siswa yang semula belum mengetahui sebuah konsep

menjadi paham. Lebih dari itu, mengubah anak yang belum paham menjadi seorang

yang berprestasi. Bahkan, mampu menargetkan pada akhir pembelajaran anak

mampu bersaing dalam penulisan sehingga hasil karangannya dapat dimuat di sebuah

media massa. Apabila hal ini dapat dicapai berarti terwujudlah keberhasilan

entrepreneurship

. Hasil itu dapat dirasakan oleh orang lain bahkan menjadi

kebanggaan bahwa hasil itu merupakan hal yang luar biasa. Selanjutnya, bila ruang

lingkup terbatas itu dapat dicapai, dapatlah diperluas lingkupnya atau diperkaya

kualitatifnya.

Contoh perencanaan bagian tata usaha misalnya menargetkan kualitas

pelayanannya. Target kualitas ini misalnya disiplin waktu dan kualitas hasil. Dari

disiplin waktu, kinerja mampu melakukan tugasnya yang selalu tepat waktu, atau

bahkan mampu melakukan tugasnya sebelum

date-line

yang sudah ditetapkan.

Dari segi kualitas hasil, misalnya mampu menyampaikan data-data yang lebih menarik

dan tampilan yang selalu inovatif.

Contoh perencanaan siswa misalnya pembentukan komitmen yang akan

dilakukan selama mengikuti pembelajaran. Dalam pembelajaran, siswa tidak cukup

hanya datang ke sekolah saja, tetapi harus menyikapi setiap waktu yang ada untuk

dapat dimamfaatkan secara intensif. Sikap ini berarti membiasakan diri ke dalam

cara berpikir dan bertindak secara positif (

positive thinking and actuating

).

Dengan cara begitulah, siswa tidak akan bersikap

sembrono

dalam melakukan

segala perkara.

Sosialisasi.

Tiga contoh di atas rasanya cukup presentatif dalam

mengekspresikan perencanaan dan pembatasan masalah. Selanjutnya, semua

program

entrepreneurship

yang sudah ditetapkan dan akan dilaksanakan, sebaiknya

disosialisasikan kepada semua komponen sekolah secara terbuka.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

78

Semua target yang akan dicapai benar-benar harus dipahami sampai detail-detail

yang memungkinkan menjadi kendala/batu sandungan di dalam pelaksanaan nanti.

Semua permasalahan dan kesulitan harus sudah terdeteksi pada saat sosialisasi ini

sehingga perumus program dapat memberikan solusi atau jalan keluar yang baik.

Tindakan.

Apabila sosialisasi perencanaan program sudah selesai, itu berarti

bahwa semua komponen sudah siap melangkah melakukan tugas. Keberhasilan

aplikasi

entrepreneurship

di sekolah merupakan keberhasilan tim. Setiap komponen

tidak dapat mencapai keberhasilan sendiri, tetapi harus saling terkait. Oleh sebab

itu, perlu sekali komponen-komponen yang ada bersinergi dengan baik: saling

membantu, saling memperhatikan, bahkan sanggup untuk menegur dan memberikan

jalan keluar apabila terjadi kesalahan-kesalahan.

Perlu diingat bahwa

entrepreneurship

tidak dapat diterapkan secara mendadak

dan dalam waktu yang singkat, tetapi kegiatan harus dilakukan secara kontinyu,

terorganisasi, dan terkontrol. Jadi, para pelaku

entrepreneurship

harus sadar dalam

pengaplikasian tersebut. Oleh sebab itu, sistematika kerja seperti terurai di atas

sangat diperlukan (perencanaan, sosialisasi, tindakan, dan evaluasi).

Setiap program harus mempunyai target hasil yang luar biasa (

out standing

).

Hal ini bukanlah sesuatu yang berat bagi para pelaku manakala mereka sudah

terisi roh

entrepreneurship

dengan benar. Dengan begitu, pembiasan hidup secara

efektif dan efisien sudah menjadi gaya hidupnya (

way of life

). Itulah sebabnya,

seorang

entrepreneur

yang sejati mempunyai gaya hidup yang selalu aktif, kreatif

dan inovatif.

Evaluasi.

Sesuai program

entrepreneurship

, setiap aplikasi harus mempunyai

target pencapaian hasil dan pembatasan waktu. Seusai pelaksanaan sesuai jadwal

yang ada, harus ada evaluasi. Pada kesempatan itulah dapat dinilai tingkat

keberhasilan aplikasi

entrepreneurship.

Saatnya para pelaku

entrepreneurship

dinilai, saling dilihat dan melihat kerja dan kinerjanya. Semua harus saling terbuka

untuk menyampaikan dan menerima kritikan maupun pujian. Semua dilakukan bukan

untuk melihat kesalahan semata dan untuk mencaci. Akan tetapi, semua ini dilakukan

untuk mencari solusi jalan keluar demi peningkatan kualitas pelaksanaan aplikasi

entrepreneurship

pada program yang akan dating.

Penutup

Inilah sekilas uraian secara teoretis aplikasi

entrepreneurship

di lingkungan

sekolah. Tentu saja, ini bukanlah teori yang lengkap karena contoh dan gambarannya

pun sangat terbatas. Paling tidak, teori ini dapat menjadi gambaran bagi para calon

entrepreneur sejati.

Oleh sebab itu, sidang pembaca dapat mengembangkan dan

menyesuaikan teori ini sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang diinginkan. Akhir

kata penulis sampaikan,

“Selamat mempraktikkan Aplikasi

Entrepreneurship

dan sukses untuk Anda.”

Makalah Disusun oleh Demas Marsudi Guru SMP-SMA Budya

WacanaYogyakarta

Februari 2008

Bab IV

~ Kegemaran

79

Latihan

Dengan memperhatikan uraian dan contoh di atas, cobalah membuat karya tulis

sepanjang satu halaman folio. Permasalahan Anda ambil dari kegemaran Anda

masing-masing. Yang perlu diperhatikan yaitu Anda dapat mengungkapkan

pendahuluan, isi, dan penutup.Untuk mempermudah penyusunannya, sebaiknya

Anda perhatikan langkah-langkah praktis berikut ini:

1.

pilihlah satu topik yang menarik bagi Anda

2.

tentukan tujuan penyusunan karya tulis yang akan dibuat

3.

buatlah kerangka karangan

4.

kembangkan kerangka karangan yang dibuat menjadi karangan yang

lengkap.

2. Melengkapi Karya Tulis dengan Daftar Pustaka dan Catatan Kaki

Daftar pustaka dan catatan kaki merupakan unsur yang penting dalam

suatu karya tulis. Daftar pustaka yaitu daftar yang berisi tentang semua buku

atau tulisan yang dijadikan acuan atau landasan dalam penelitian. Ada beberapa

manfaat pencantuman daftar pustaka atau catatan kaki, baik bagi penulis,

pembaca atau penyumbang data/sumber yang diambil, yaitu:

a.

memenuhi etika penulisan;

b.

sebagai ucapan terima kasih penulis kepada penyumbang data;

c.

sebagai pendukung ide seorang penulis karena biasanya sumber yang diambil

ditulis oleh pakar yang terkenal;

d.

sebagai petunjuk untuk melacak kebenaran data yang diambil;

e.

sebagai referensi silang, yaitu menunjukkan pada halaman atau bagian mana

data itu diambil.

Untuk dapat mengoptimalkan fungsi daftar pustaka dan catatan kaki seperti

di atas, penulisan dan tata caranya dibuat secara teratur bahkan dibakukan. Hal

ini dimaksudkan untuk mempermudah orang untuk melacak buku-buku tertentu

jika menginginkan informasi lebih lanjut.

a.

Penulisan Daftar Pustaka

Daftar pustaka harus disusun secara urut menurut abjadnya atau atas

dasar alfabetis nama pengarangnya, tanpa nomor, dengan urutan sebagai

berikut.

1)

Nama pengarang, apabila lebih dari satu kata ditulis secara terbalik

diikuti tanda titik.

2)

Tahun penerbitan

diikuti tanda titik.

3)

Judul buku (ditulis miring atau digaris bawahi)

diikuti tanda titik.

4)

Kota penerbit

diikuti tanda titik dua.

5)

Nama penerbit

diikuti tanda titik.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

80

Diantara penulisan urutan daftar pustaka, diselingi dengan tanda titik,

kecuali pada akhir nama tempat penerbitan diberi tanda titik dua.

Contoh:

Marsudi, Demas. dkk. 2005.

Bahasa dan Sastra Indonesia

. Surakarta:

CV HaKa MJ.

Daftar pustaka yang berbentuk majalah ditulis sebagai berikut:

1)

nama pengarang, apabila lebih dari satu kata ditulis secara terbalik

diikuti

tanda titik

2)

tahun penerbitan majalah

diikuti tanda titik

3)

judul karangan yang diapit tanda petik dua dan tidak ditulis miring diikuti

dalam majalah ...

(ditulis miring atau digaris bawahi)

diikuti tanda

titik

4)

kota penerbit

diikuti tanda titik dua

5)

nama penerbit

diikuti tanda titik.

Contoh:

Paranggi, Umbu Landu. 2006. “Puisi: Bagian Terpenting dari

Darah Hidupku” dalam

Horison Majalah Sastra.

Jakarta: PT Metro

Pos.

Penulisan daftar pustaka yang diambil dari internet:

Microsoft.2002.”Remote Desktop Overview,Microsoft

TechNet Newsletter”.http://www.microsoft.com/technet/treeview/

default.asp?url=technet/prodtech nol/winxppro/reskit/pree-rem-

fhca.asp.

Tips baik yang dapat Anda lakukan dalam mencatumkan buku daftar

pustaka yaitu:

1)

buku yang benar-benar memuat materi yang kita acu. Jadi buku itu

bukan sekadar untuk gagah-gagahan,

2)

buku yang masih muda. Hal ini dimaksudkan agar konteks yang diacu

dalam buku tersebut sesuai dengan konsep pada zamannya sebab pada

jangka waktu tertentu, teori suatu ilmu kemungkinan berubah,

3)

buku yang ditulis oleh seorang ahli yang kompeten dalam bidangnya.

b. Penulisan Catatan Kaki

Catatan kaki adalah keterangan dari teks karangan yang ditempatkan

pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Fungsi dari catatan kaki

yaitu sebagai pemenuhan kode yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap

karya orang lain. Catatan kaki dipergunakan untuk:

1)

mendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang

tercantum dalam teks atau sebagai petunjuk sumber;

2)

tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan

jika dimasukkan dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;

Bab IV

~ Kegemaran

81

3)

referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/

halaman berapa hal yang sama dibahas di dalam tulisan;

4)

tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima

dari orang lain.

Penomoran catatan kaki dapat dilakukan dengan menggunakan angka

Arab di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa

memberi tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurutan. Penempatan catatan

kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi kategori

(catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.

Contoh:

Rosihan Anwar,

Bahasa Surat Kabar

(Jakarta : Balai Pustaka,1992),

hlm 5.

Antara catatan kaki dipisahkan dengan garis sepanjang sebaris. Cara

yang lazim digunakan ialah meletakkan catatan kaki di bagian kaki halaman.

Unsur-unsur yang terdapat pada catatan kaki adalah sebagai berikut.

1)

Untuk Buku

a)

nama pengarang, ditulis dalam urutan biasa dan tidak dibalik, diikuti

tanda koma,

b)

judul buku, diawali dengan huruf kapital (kecuali kata tugas) ditulis

miring atau digaris bawahi,

c)

nama atau nomor seri (kalau ada),

d)

data publikasi terdiri dari:

(1) jumlah jilid (kalau ada),

(2) nomor cetakan (kalau ada),

(3) kota penerbitan, diikuti titik dua,

(4) nama penerbit, diikuti koma di dalam tanda kurung,

(5) tahun penerbitan.

e )

nomor jilid,

f)

nomor halaman diikuti tanda titik.

Contoh:

Sujarwo dkk.,

Cakap Berbahasa Indonesia

, (Jakarta:

Grasindo, 2005), hal.53.

2)

Untuk artikel dalam majalah/berkala terdiri dari:

a)

nama pengarang,

b)

judul artikel, diantara tanda kutip,

c)

nama majalah, ditulis miring atau digaris bawahi,

d)

nomor majalah jika ada,

e)

tanggal penerbitan,

f)

nomor halaman.

Contoh:

Andini, “Tingkat Pencemaran yang Sangat Buruk Akibat Banyaknya

Kendaraan”,

Suara Rakyat

no.5 (1997), hlm. 65-67

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

82

Dalam praktik tulis-menulis sering Anda jumpai pula penulisan catatan

kaki singkat. Tulisan itu dapat berupa:

Ibid,

op.cit. dan

loc.cit.

1)

Ibid. (singkatan dari

Ibidium

, artinya sama dengan di atas) yaitu catatan

kaki singkat yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di

atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik dan koma

lalu nomor halaman.

Contoh:

Ibid.,hlm.6.

2)

op.cit. (singkatan dari

opere citato

, artinya dalam karya yang telah

dikutip), yaitu catatan kaki singkat yang digunakan untuk catatan kaki

dari sumber yang pernah dikutip, tetapi sudah disisipi catatan kaki lain

dari sumber lain. Urutannya: nama pengarang,

op.cit, nomor halaman.

Contoh: Rosihan Anwar,

op.cit, hlm. 21

3)

loc.cit. (singkatan dari

loco citato

, artinya pada tempat yang sama),

seperti di atas tetapi dari halaman yang sama. Urutannya: nama

pengarang

loc.cit. (tanpa nomor halaman).

Contoh: Rosihan Anwar,

loc.cit.

Untuk melatih kemampuan Anda dalam hal menulis daftar pustaka dan catatan

kaki, marilah Anda berlatih melakukan perintah di bawah ini:

1.

Jelaskan perbedaan daftar pustaka dengan catatan kaki!

2.

Mengapa Anda harus memakai daftar pustaka dan catatan kaki?

3.

Coba Anda mencari buku acuan, kemudian Anda coba untuk

mencantumkannya dalam bentuk daftar putaka yang benar!

4.

Cobalah mencari buku acuan, kemudian kita coba untuk mencantumkannya

dalam bentuk catatan kaki!

5.

Setelah Anda melakukan empat soal tersebut, sebaiknya pekerjaan Anda

tukarkan yang satu dengan yang lain untuk saling mengoreksi kebenarannya.

1.

Lengkapilah karya tulis yang telah Anda buat sebelumnya dengan daftar

pustaka dan catatan kaki! Kumpulkan pekerjaan Anda kepada guru untuk

mendapatkan penilaian dan masukan!

Latihan

Tugas Mandiri

Bab IV

~ Kegemaran

83

2.

Lengkapilah daftar perbedaan dan kesamaan antara daftar pustaka dan

catatan kaki berikut ini! Kerjakan di buku tugas Anda!

No

Kesamaan

Perbedaan

Daftar Pustaka

Catatan kaki

1.

Mencantumkan nama

pengarang

2.

3.

4.

5.

3.

Carilah contoh pelanggaran atau kesalahan dalam penulisan karya ilmiah

yang menunjukkan bahwa penulis mengambil data dari sebuah buku atau

majalah, tetapi penulis tidak mencantumkan sumber kutipan, baik dalam

catatan kaki maupun daftar pustaka! Diskuksikan dengan teman Anda,

apa yang seharusnya dilakukan terhadap pelanggaran hak cipta semacam

itu!

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

84

B.

MENGANALISIS PEMENTASAN DRAMA

Pada Bab II sudah dibicarakan pengidentifikasian peristiwa, perilaku/

perwatakan, dialog, dan konflik pada pementasan drama. Pada bagian ini, kita akan

melanjutkan pembelajaran mengenai analisis pementasan drama dan ulasannya

berdasarkan data-data atau bukti-bukti relevan yang terdapat di dalamnya.

1. Unsur Drama

a.

Jarak Estetik

Anda dapat menikmati drama dengan sempurna apabila drama itu sudah

ditampilkan dalam pementasan dan Anda tidak mendapatkan hambatan di

dalam menontonnya. Dengan begitu Anda dapat menganalisis pementasan

dengan tepat. Untuk itu, Anda membutuhkan jarak penikmatan yang sering

disebut jarak estetik sehingga dapat dilihat secara total. Cara ini dapat Anda

lihat pada gambar berikut,

b. Tokoh dan Perannya

Tokoh drama adalah orang yang menjadi pelaku di dalam drama,

sedangkan peran merupakan watak dan perilaku yang dilakukannya. Untuk

memerankan seorang tokoh dalam drama memang tidak mudah. Seorang

tokoh harus memahami betul peran dalam lakon yang dimainkan. Selain itu ia

harus memperhitungkan daya nalar secara umum. Ini menjadi tugas seorang

sutradara dalam memilih atau menyeleksi pemeran tokoh (

casting

)

.

Pemeran

yang baik seharusnya disesuaikan dengan perannya, misalnya tokoh seorang

pengemis biasanya mempunyai ciri-ciri berbadan kurus, selalu merendah,

berbahasa dengan kata-kata yang menimbulkan rasa iba, pakaian compang-

camping dan sebagainya yang selaras dengan itu.

Pemain

Jarak Estetik

Penonton

Bab IV

~ Kegemaran

85

Jadi, seandainya penampilan tokoh tersebut menyimpang dan penyimpangan

tersebut tidak beralasan, secara umum penonton akan memberikan penilaian

yang kurang bagus.

c. Menentukan Konflik dengan Menunjukkan Data yang

Mendukung

Sebuah cerita akan terasa hidup apabila terjadi ketegangan yang

akhirnya mengarah pada klimaks penceritaan. Hal ini dimungkinkan apabila

konflik-konflik yang membangunnya tersusun secara masuk akal. Artinya,

rentetan yang dikembangkan harus mempunyai alasan yang jelas dan kuat.

Contoh:

Suatu ketika ada seorang direktur keluar dari ruang kerjanya, marah-

marah, dan menendang-nendang kursi. Setelah itu, ia berteriak-teriak

memanggil karyawan perawat tanaman dan mem-PHK-nya. Rupanya janggal

sekali kalau peristiwa itu terjadi hanya gara-gara melihat pot bunga yang

terbuat dari tanah pecah di depannya. Peristiwa itu sebaiknya dibangun

dengan emosi-emosi yang teratur sampai pada kemarahan tersebut meledak

sehingga dapat dinalar oleh penikmatnya.

2. Menanggapi Pementasan Drama

a.

Menentukan Latar dan Peran Latar

Dalam pementasan drama, latar dapat mencakup beberapa dimensi,

yaitu: dimensi ruang, waktu, sosial budaya, atau yang lain lagi. Untuk

membangun dimensi ruang, pementasan dapat didukung dengan penataan

dekorasi, suara, penerangan (

lighting

) dan sebagainya untuk membangun

dimensi waktu dapat dibangun dengan mode pakaian, rambut, atau alat-alat

yang digunakan; untuk membangun dimensi sosial budaya dapat dinyatakan

dengan perhiasan, gaya bicara, pembicaraan dan sebagainya.

b. Menentukan Tema, Isi, dan Pesan

Setiap penulis karya sastra selalu mempunyai harapan, baik itu harapan

secara eksplisit maupun secara implisit. Semua itu tertuang dalam naskah

drama, yang kemudian divisualisasikan ke dalam pentas. Isi yang baik yaitu

penampilan yang sesuai norma sosial pada zamannya, sebaliknya apabila

ada kritikan, kritikan pun harus sesuai dengan zaman tersebut.

Namun demikian, sering kita temukan tanggapan penonton yang kurang

menyenangkan karena menemukan beberapa adegan yang dipandangnya

tidak sesuai dengan norma yang menjadi prinsip hidupnya. Dengan demikian,

unsur subjektivitas dalam menanggapi drama itu sangat dominan.

Perlu Anda ingat bahwa penilaian sebuah karya, khususnya karya

drama, tidak boleh sepenggal-sepenggal. Karya itu harus dinilai secara lengkap

sehingga objektivitas penilaian dapat terjaga.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

86

Untuk mengembangkan kemampuan Anda dalam menganalisis pementasan drama,

Cobalah petunjuk berikut ini:

1.

Lihatlah tayangan sinetron (sebagai pengganti pementasan drama yang

memang jarang ditampilkan) dan cermatilah!

2.

Catatlah unsur-unsur yang dapat ditemukan dalam tayangan tersebut!

3.

Berdasarkan catatan yang dibuat tersebut Anda dapat membuat analisis

tayangan drama atau sinetron itu.

Untuk membuat catatan sebagai bahan analisis, Anda dapat mempersiapkan

instrumen berupa daftar seperti berikut

Materi Analisis Drama

1.

Judul drama

:

................................................

2.

Nama tokoh dan perannya :

................................................

3.

Latar penceritaan

a. tempat

:

................................................

b. waktu

: ................................................

c. Sosial

: ................................................

4.

Alur/ plot cerita

a. awal cerita

: ................................................

b. pertengahan

: ................................................

c. akhir cerita

: ................................................

5.

Tema

: ................................................

6.

Amanat/pesan

:

................................................

Setelah Anda catat semua unsur yang Anda analisis, Anda dapat mengungkapkan

tanggapan terhadap pementasan drama atau sinetron tersebut kemudian dapat

didiskusikan dengan teman kelompok belajar kita.

3. Mengaitkan Isi Drama dengan Kehidupan Sehari-Hari

Pementasan drama pada prinsipnya merupakan rekaan belaka. Namun,

tidak dipungkiri sebagian besar karya sastra yang berupa drama juga merupakan

karya yang terinspirasi kejadian-kejadian hidup yang sebenarnya. Dengan

demikian, drama berkaitan erat dengan kehidupan nyata. Berbagai keperluan

pengarang drama diungkapkan dalam karya ini. Ada keperluan mendidik

masyarakat, mengungkapkan luapan kegembiraan, menyindir pihak-pihak

tertentu, keperluan politik, dan masih banyak lagi.

Latihan

Bab IV

~ Kegemaran

87

Tentukan latar dan peran, latar, tema, pesan yang terdapat pada isi drama

Domba-

Domba Revolusi!

Kemudian kaitkan isi drama dengan aktivitas hidup sehari-

hari Anda!

1.

Cermatilah sebuah naskah drama, bahkan bila memungkinkan, saksikanlah

pementasan drama!

Catatlah hasil pengamatan Anda terhadap naskah drama atau

pementasannya tersebut mengenai tokoh, konflik yang membangun, latar,

tema, pesan, dan isinya!

Ungkapkan tanggapan Anda terhadap naskah atau pementasan drama

tersebut kepada kelompok belajar Anda!

C.

MEMBAWAKAN TOKOH PROTAGONIS DAN

ANTAGONIS

1. Membaca dan Memahami Teks Drama yang Akan Diperankan

Drama merupakan salah satu bagian dari sastra. Drama diartikan sebagai

cerita yang disajikan dalam bentuk seni peran dengan menggunakan dialog

antartokoh cerita. Sebelum Anda memerankan drama, bacalah teks drama berikut

ini:

Sinopsis Naskah Drama Pemilu

Oleh: Rijanto (99214057)

Pertengkaran kecil terjadi di sebuah pos kamling di dusun Tempursari sore itu,

antara Pak Sugeng, simpatisan partai M dan Pak Sur, simpatisan partai K. Ketika

keduanya saling berargumentasi membela partai pilihannya, datanglah Mbah Mitro,

juga simpatisan partai M. Namun, Mbah Mitro tidak sengotot Pak Sugeng.

Latihan

Tugas Mandiri

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

88

Pak Sur, merasa diapit oleh dua orang simpatisan partai yang sama. Pak Sur,

karena pintar berdiplomasi serta sedikit banyak tahu tentang politik, ia tidak merasa

minder walaupun dilawan dua orang, Pak Sugeng dan Mbah Mitro.

Pertengkaran itu sebenarnya disulut oleh kesalahpahaman Pak Sugeng terhadap

Pak Sur, yang sore itu mendatangi rumah Pak Do, simpatisan partai M juga.

Sebenarnya, kedatangan Pak Sur di rumah Pak Do itu bukan urusan pemilu atau

politik. Namun, mendata keluarga miskin di dusun Tempursari. Pak Sugeng masa

bodoh dengan apa yang dilakukan Pak Sur, Pak Sugeng dan Mbah Mitro, tetap

mencurigai Pak Sur, mencari dukungan atau berkampanye untuk partai pilihan Pak

Sur. Kader-kader partai M, selalu mencurigai orang-orang yang berkunjung ke

wilayah RT nya Mbah Mitro.

Pertengkaran agak berkurang ketika Pak Ri, juga simpatisan salah satu partai

peserta pemilu, ikut campur tangan dalam perselisihan itu. Pak Ri dapat meredamkan

perselisihan mereka bersamaan dengan saat adzan Maghrib berkumandang. Dan

Pak Ri mengajak mereka shalat Maghrib ke masjid.

Setting:

Setting tempat : Pos Kamling Dusun Tempursari.

Setting waktu : Sore menjelang petang.

Tokoh:

Pak Sugeng

: Pemarah atau mudah emosi; sok serba tahu;mudah terhasut;

serta keras kepala.

Pak Sur

: Gampang emosi; tahu tentang politik; PNS; dan tidak mau kalah.

Mbah Mitro

: Tidak terlalu sabar dan tidak juga terlalu cepat emosi; takut

dengan Pak Sugeng; berpengaruh di wilayah RT nya.

Pak Ri

: Sabar; suka merendahkan diri; tegas dalam bersikap.

Di pos kamling dusun Tempursari, di suatu sore hari menjelang petang.

Pak Sugeng :

“Dari mana, Pak Sur? Sore-sore membawa map. Sedang mendata

pemilih atau pendukungmu, ya?”

Pak Sur

:

“Ini, Pak. Baru tugas mendata keluarga miskin di RT 04 sini,

mumpung longgar waktunya.”

Pak Sugeng :

“Berarti sambil menyelam minum air, Pak.

Ya tugas, ya kampanye, ya mendata pendukung.”

Pak Sur

:

“Pak Sugeng, Sampeyan itu kan sudah bercucu, mbok ya pakai

etika kalau ngomong itu, jangan asal ngomong. Saya tadi sudah

mengatakan kalau saya sedang mendata keluarga miskin. Ini lihat

blangkonya dan kalau tidak buta huruf silakan baca!”

Bab IV

~ Kegemaran

89

Pak Sugeng :

“Lho kok kasar kata-katamu, Pak Sur.Apa dikirasaya takut kamu

ngomong seperti itu. Saya sudah tua Pak. Jadi, liku-liku dan trik-

trik orang itu saya tahu, seperti kelakuamu itu, dengan dalih ini,itu,

tapi ada maksud di balik itu.Begini saja Pak Sur, boleh saja kamu

mencari pendukung partai lihanmu, tetapi jangan orang-orang yang

sudah ada di tanganku, kamu srobot. Tidak etis itu namanya. Lagi

pula mereka akan lebih percaya kepadaku daripada Pak Sur.”

Pak Sur

:

Lha, itu. Sampaikan katakan, bahwa mereka lebih percaya kepada

sampeyan ketimbang saya. Jadi, seharusnya sampeyan bisa mikir,

tidak mungkin mereka bisa dipengaruhi atau dirayu untuk berkhianat

dari partaimu. Saya memang simpatisan dari salah satu partai

peserta pemilu, tetapi saya berusaha mencari simpati pemilih

dengancara wajar dan masuk akal, serta tidak mengintimidasi

pemilih. Tidak seperti sampeyan Mas, memaksa orang dengan

menakut-nakuti dan janji-janji gombalmu.”

Pak Sugeng :

”Persetan dengan omonganmu. Yang penting bagaimana bisa

menang Mas.Politik itu licik. Jadi apa dan bagaimana cara untuk

memperoleh kemenangan harus dengan cara yang licik, asal

menang.”

Pak Sur

:

“Dasar politikus kampungan. Etika berpolitik, nol besar, tidak jadi

pedoman. Sekarang begini saja Pak, kita tidak perlu berselisih

masalah partai politik atau pemilu. Kita tunggu saja nanti hasilnya.

Siapa yang akan duduk di kursi legislatif, orang-orang dari partaimu

atau partai pilihanku.”

Pak Sugeng :

“Tidak bisa. Ukuran kita, daerah pemilihan kita ini. Tidak perlu

muluk-muluk. Aku berani taruhan.”

Pak Sur

:

“Ukuran kok dapel Mas, paling kecil itu DPRD tingkat II, itu baru

bisa Mas. Kalau hanya di TPS, kita akan duduk di kursi siapa?

Kursi ngantennya tukang rias itu? Yang realistis saja Mas, cari

ukuran itu.”

Ketika perselisihan antara Pak Sugeng dan Pak Pur ramai-ramainya,

datanglah Mbah Mitro ikut serta dalam perselisihan itu.

Mbah Mitro :

“Kelihatannya serius banget, ada apa Pak Sur dan Pak Sugeng?”

Pak Sur

:

”Ini lho Mbah Mitro, saya baru saja mendata keluarga miskin di

wilayah RT 04 sini, tetapi oleh Pak Sugeng saya dicurigai mencari

pendukung atau berkampanye. Sebenarnya saya sudah sabar,

tetapi Pak Sugeng terus saja memojokkan saya. Ya, sabarku hilang.”

Pak Sugeng :

“Siapa tidak curiga Tro, momen seperti ini kan dapat dimanfaatkan

oleh orang-orang yang kurang pendukung, Pak Sur ini.”

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

90

Pak Sur

:

“Itu Mbah Mitro, sampeyan mendengar sendiri apa yang

diucapkan. Apa saya hanya disuruh diam dan sabar. Coba kalau

Mbah Mitro.”

Mbah Mitro :

“Sebenarnya, Pak Sur, saat-saat seperti ini, Pak Sur tidak perlu

tergesa-gesa mendata keluarga miskin, nanti saja setelah pemilu

berlangsung.”

Pak Sur

:

“Mbah, seharusnya sampeyan tahu masalah ini, yaitu keluarga

miskin. Ini harus secepatnya saya selesaikan dan saya laporkan

datanya. Kalau tidak sekarang, kapan selesai. Padahal data yang

harus mereka isi ini banyak dan perlu saya tunggu. Jadi, saya agak

lama di rumah mereka itu urusan ini, keluarga miskin bukan cari

pendukung. Itu kecurigaan yang berlebihan, Mbah. Sekarang, kalau

tidak percaya, kita pergi ke rumah mereka, dan kita tanyai mereka,

apa yang saya lakukan di rumah mereka.

Jangan Mbah Mitro malah ikut rnemojokkan saya.”

Mbah Mitro :

“Saya tahu Mas, tetapi masalah itu bisa saja dibuat buat, seperti

tidak tahu saja Mas, aturan itu bisa diatur oleh orang yang buat.”

Pak Sugeng :

“Benar Tro, katamu. Aturan itu yang buat manusia, tentu saja orang

yang membuat itu dengan mudah mengubah atau merekayasa

aturan-aturan yang dibuatnya itu, ya nggak Tro?”

Pak Sur

:

“Wah, susah ngomong dengan orang yang tahu, padahal

kenyataannya tidak tahu apa apa.”

Pak Sugeng dan Mbah Mitro:

“Kok, seperti itu ngomongnya, Mas.”

Mbah Mitro :

“Saya ini, Mas, sudah putih semua rambutku, sudah banyak makan

asam garam, sudah banyak mengenyam liku-liku kehidupan ini.

Sekolah, saya akui rendah, tetapi pengalaman, saya tidak mau kalah

dengan sampeyan, Mas.”

Pak Sugeng :

“Anak sekarang itu memang besar kepala Tro, sok berlagak pinter

dengan membanggakan sekolahnya, padahal pengalaman lapangan

nol besar.”

Pak Sur

:

“Terserah sampeyan berdua. Yang jelas saya tidak mempunyai

niatan jahat terhadap wargamu. Dan kalau sampeyan berdua

mencurigai saya, Iihat saja nanti dalam coblosan. Siapa yang

menang. Saya yakin partai pilihanmu pasti unggul di TPS sini. Tetapi

belum tentu dapat duduk di kursi legislatif nantinya.”

Tidak disengaja, Pak Ri, melewati jalan depan Pos kamling itu. Dan

berhenti menghampiri mereka.

Pak Sugeng :

“Tro, itu CS nya datang. Biarkan saja ke sini membela Pak Sur CS

nya.”

Pak Ri

:

“Ada apa to Mbah, kok kelihatan tegang sekali.”

Pak Sugeng :

“Ini CS sampeyan kampanye di wilayah saya.”

Bab IV

~ Kegemaran

91

Pak Mitro

:

“Iya, Pak Ri. Pak Sur mencari dukungan di wilayah RT saya.”

Pak Ri

:

“Mbah Mitro, Pak Sugeng, saya bukannya tidak percaya dengan

kata-kata Mbah Mitro dan Pak Sugeng, juga Pak Sur. Sampeyan

berdua kan tahu, saya dan Pak Sur itu PNS, tentunya sampeyan

juga ngerti kalau PNS itu dilarang keras berkampanye, apalagi

terang-terangan jadi pengurus partai. Saya sendiri, memang

simpatisan salah satu partai peserta pemilu, dan saya yakin di antara

kita pasti berbeda pilihannya.”

Pak Sur

:

“Nah, sekarang terserah sampeyan berdua, percaya atau tidak

dengan apa yang saya lakukan di wilayah sampeyan.”

Pak Sugeng :

“Tro, seperti

tumbu oleh tutup

. Tambah bangga, Tro.”

Mbah Mitro :

“Ya, memang. Pak Sur dan Pak Ri, berbeda partai, tetapi sampeyan

berdua, bagi saya adalah penghalang dalam kami melangkah, ya

kan Pak Sugeng.”

Pak Sugeng :

“Benar Tro, kita dan orang-orang kita harus berhati-hati.”

Pak Ri

:

“Sudah-sudah. Kita ini ibarat berebut tulang saja, bertengkar yang

tidak ada manfaatnya. Sekarang begini saja, silakan sampeyan

berdua rnelangkah dan berjalan sesuai dengan apa yang sampeyang

rencanakan semula. Terserah pemilih di sini, akan sampeyan

bodohkan atau akan sampeyan ajak berpikiran kritis dan jernih.”

Pak Sugeng dan Mbah Mitro

: “Maksud Pak Ri apa?”

Pak Ri

:

“Begini, saya dan Pak Sur, jelas tidak akan mempengaruhi pemilih,

apalagi orang-orang sampeyan, untuk ikut mendukung partai

pilihanku dan pilihan Pak Sur. Tidak. Itu tidak mungkin, dan tidak

pernah akan saya lakukan. Saya tahu diri, Mbah. Saya itu tahu

apa tentang politik. Saya nol, Mbah. Tidak tahu apa apa tentang

politik.”

Pak Sur

:

“Benar Pak Ri. Dan saya yakin pemilih sekarang ini dapat berpikir

jernih dan dengan hati nuraninya mereka akan memilih, kecuali

orang-orang yang dibodohkan, diintimidasi, dan diancam, mereka

pasti takut.”

Pak Ri

:

“Sudahlah Pak Sur, tidak perlu su’udzon seperti itu kepada orang

lain, tidak baik jadinya. Yang penting marilah kita berjalan dengan

keyakinan kita masing-masing dalam memilih wakil kita.

Kita memilih jangan asal nyoblos saja, tetapi memilih dengan akal sehat, hati

nurani yang jernih tanpa dilandasi rasa emosi, agar amanat yang kita pikulkan kepada

wakil-wakil kita nanti dapat dilaksanakan dengan baik dan dipegang teguh sampai

akhir jabatannya.

Dan mari kita niati dengan ikhlas memilih itu, agar suara kita tidak

muspra

atau tidak ada gunanya alias mubazir. Kita tunggu saja, siapa yang bermain cantik

dalam pemilu nanti tentu akan mendapatkan kursi di legislatif.

Nah, suara adzan Maghrib sudah berkumandang. Kita sudahi kesalahpahaman ini.

Mari kita bubar, syukur-syukur kita bareng ke masjid, shalat Maghrib berjamaah.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

92

Latihan

Untuk dapat memahami sebuah teks drama yang akan diperankan, Anda

perhatikan langkah-langkah yang harus Anda lakukan yaitu:

a.

bacalah dengan sungguh-sungguh isi dari teks drama yang akan Anda

perankan,

b.

hafalkan dialog-dialog yang terdapat dalam teks tersebut,

c.

carilah kata-kata kunci untuk memudahkan dalam mengingat teks drama

tersebut.

2. Menghayati Watak Tokoh yang Akan Diperankan

Tokoh merupakan bagian yang paling penting dalam sebuah cerita drama.

Tokoh dibagi menjadi tokoh antagonis dan tokoh protagonis. Tokoh antagonis

yaitu tokoh yang memiliki watak jahat, kejam, sadis, keras, dan lain sebagainya,

sedangkan tokoh protagonis yaitu tokoh yang memiliki watak baik, taat, rajin,

dan sebagainya. Misalnya dalam novel roman

Sitti Nurbaya

, tokoh-tokoh yang

memiliki watak protagonis di antaranya: Sitti Nurbaya, Samsul Bahri, Bapak Siti,

Ibu Siti. Kemudian yang memiliki watak antagonis yaitu Datuk Maringgih.

Ketika kita sedang memerankan suatu drama, Anda harus dapat

menghayati tokoh yang akan Anda mainkan. Misalnya saja jika Anda mendapat

peran seorang gadis yang lugu dan baik hati, Anda harus dapat seolah-olah menjadi

gadis itu.

3. Memerankan Drama dengan Memperhatikan Penggunaan Lafal,

Intonasi, Nada/Tekanan, Mimik/Gerak-Gerik yang Tepat Sesuai

dengan Watak Tokoh

Pada saat Anda sedang memerankan sebuah drama, ada hal-hal tertentu

yang harus diperhatikan di antaranya: penggunaan lafal, intonasi, nada/tekanan,

mimik/gerak-gerik yang sesuai watak tokoh yang akan Anda perankan. Hal ini

berguna untuk menciptakan kesan bahwa drama tersebut hidup dan benar-benar

terjadi.

Tokoh dapat Anda perankan secara baik apabila Anda sanggup menghayati

watak tokoh itu dengan baik pula. Misalnya Anda mendapat tokoh dengan watak

yang keras dan suka marah.

Ekspresi kemarahan harus benar-benar Anda tonjolkan dengan cara suara Anda

tinggikan, mimiknya Anda buat seram, gerak-geriknya dapat dilakukan dengan

cara membanting barang, menuding-nuding, berkacak pinggang, dan lain-lain.

Dengan membentuk kelompok berlatih, Anda dapat mempraktikkan permainan

drama

Pemilu

di atas. Tentunya Anda menghayati naskah tersebut terlebih dahulu

mengenai watak tokoh yang akan Anda perankan dengan memperhatikan intonasi,

lafal, mimik, gerak-gerik, tekanan, dan ekspresi!

Bab IV

~ Kegemaran

93

1.

Bentuklah kelompok dengan beranggotakan 5-6 orang!

2.

Carilah naskah drama satu babak!

3.

Perankanlah darama tersebut dengan memerhatikan gerak-gerik dan mimik

yang sesuai dengan watak tokoh

D.

MENGANALISIS NOVEL INDONESIA/

TERJEMAHAN

1. Mengungkapkan Ciri-ciri Novel

Sebuah novel dibentuk dengan menyusun karya secara imajinatif. Dengan

demikian, karya yang dihasilkan tersebut merupakan karya yang fiktif. Ada dua

faktor yang sangat mempengaruhi bentuk karya tersebut yaitu faktor atau unsur

yang secara langsung membentuk karya tersebut. Jadi, unsur ini ada di dalamnya.

Itulah yang disebut unsur intrinsik, sedangkan unsur ekstrinsik yaitu unsur yang

mempengaruhi, namun tidak langsung berada di dalam karya tersebut, misalnya

pendidikan, agama, atau budaya yang dimiliki oleh pengarang.

Novel merupakan karangan berbentuk prosa yang mempunyai kemiripan

dengan cerpen. Novel mempunyai permasalahan yang lebih rumit karena

jangkauan penceritaan tokoh sampai mengalami perubahan nasib.

Sebelum bicara lebih lanjut, perhatikanlah penggalan berikut ini. Penggalan

ini merupakan sinopsis yang disarikan dari novel

Salah Asuhan

angkatan Balai

Pustaka atau sering dikenal angkatan 20-an.

Salah Asuhan

Abdul Muis

Cerita ini ditokohi seorang anak bernama Hanafi yang hidup dengan seorang

ibunya yang sudah menjanda karena kesederhanaannya, mereka diasuh oleh orang

tua Rafiah yang kaya. Dalam keluarga itu Hanafi menunjukkan kerajinan dan

kreativitasnya. Melihat itu semua, orang tua Rafiah memberinya kesempatan untuk

belajar di sekolah. Sesudah mendapatkan pendidikan Barat, Hanafi merasa bahwa

negerinya merupakan negeri yang ketinggalan zaman. Bangsanya, bahkan orang

tua dan Rafiah dianggapnya sebagai orang yang ketinggalan dalam segala hal,

bahkan disebutnya orang yang kolot, mereka tidak pernah berpikiran maju. Di balik

itu, Hanafi memuji orang barat selalu berorientasi pada kemajuan , tampak energik,

dinamis, dan sebagainya, yang jelas mereka mempunyai nilai “plus” di matanya.

Tugas Mandiri

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

94

Sampai-sampai Hanafi mengagumi dan mencintai seorang wanita barat yaitu Corry

de Busye.

Sewaktu perasaannya itu diungkapkan kepada ibunya, ibunya berkata, “Hanafi,

kau adalah orang timur yang harus tahu membalas budi. Selama ini kita diasuh oleh

orang tua Rafiah. Oleh sebab itu, kamu sudah aku pertunangankan dengan Rafiah.”

Hanafi diam saja dan akhirnya menikahi Rafiah, walaupun dalam hati kecilnya

mengatakan bahwa ia tidak mencintainya. Pernikahan mereka menghasilkan

keturunan seorang anak yang bernama Syafei.

Oleh karena Hanafi tidak mencintai Rafiah, ia selalu mengingat Corry de Busye.

Hanafi meninggalkan anak dan istrinya untuk mencari Corry. Bertemulah mereka

di Jakarta dan setelah berbincang sekian waktu, jadilah mereka menikah.

Pernikahan mereka ternyata tidak seperti yang Hanafi bayangkan. Hanafi

merasa sakit hati karena pergaulan bebas yang ada pada diri Corry. Hanafi memang

tidak dapat menerima seratus persen keberadaan Corry yang menampakkan budaya

baratnya. Oleh sebab itu, Hanafi berusahan untuk menceraikannya. Namun, sebelum

bercerai, Corry sakit kolera yang akhirnya meninggal dunia di Semarang.

Hanafi kembali ke Rafiah dan anaknya, tetapi sayang, ia sudah tidak dapat

diterima lagi. Akhirnya Hanafi minta pamit dengan membawa rasa pedih. Sebelum

pergi ia berpesan kepada Rafiah agar menjaga Syafei, jangan sampai salah asuh

seperti asuhan orang tua terhadap dirinya karena hidup yang menderita dan tidak

kuat lagi, Hanafi mengakhiri penderitaannya dengan bunuh diri.

Sumber: Abdoel Moeis, 1997

Pada intinya, novel tersebut mempertentangkan adat barat dan adat timur

yang belum selaras. Penulis mengemukakan hal tersebut pada diri Hanafi yang

tidak mencintai Rafiah, sebaliknya mencintai Corry de Busye. Pada akhir cerita

penulis menggambarkan ketidakharmonisan antara Corry dan Hanafi hingga

saat kematian Corry. Ketidakharmonisan tersebut disebabkan karena pada masa

itu budaya barat belum dapat diterima oleh budaya timur.

Setelah kematian Corry, Hanafi ingin kembali ke Rafiah, namun tindakan

ini ditolaknya. Oleh sebab itu, Hanafi menjadi figur orang yang terkatung-katung

di persimpangan budaya, menjadi orang yang berbudaya timur tidak (karena

sudah tidak mencintai lagi), menjadi orang yang berbudaya barat pun tidak (karena

tidak dapat menerima sepenuhnya). Dengan demikian, jadilah ia sebagai orang

yang menderita sehingga untuk mengakhiri penderitaannya itu, ia bunuh diri.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah novel memiliki berbagai macam

bentuk diantaranya nilai moral, budaya, religius, sosial. Nilai tersebut dapat berupa

nilai positif dan nilai negatif yang dapat dijadikan atau diambil pelajaran.

Bab IV

~ Kegemaran

95

Untuk memperdalam isi novel, diskusikan dua permasalahan berikut ini:

1.

Ceritakan kembali isi cerita

Salah Asuhan

karya Abdul Muis.

2.

Mengapa setelah Corry meninggal dunia, Hanafi ingin kembali ke Rafiah?

Untuk latihan lanjutan, mari kita lakukan beberapa petunjuk berikut ini.

1.

Bacalah sekali lagi penggal

Salah Asuhan

di atas, kemudian carilah alur,

tema, dan penokohannya, tulis di buku Anda!

2.

Carilah satu buah novel karya Marah Rusli atau novel baru yang Anda

sukai. Dengan cara berkelompok diskusikanlah unsur-unsur yang terdapat

dalam novel tersebut!

Beberapa hal yang mencirikan sebuah novel antara lain:

a.

Panjang ceritanya lebih atau sekitar 10.000 kata, artinya bahwa panjang

kisahannya melebihi dari cerpen.

b.

Alur yang dibentuk sangat kompleks (tidak hanya satu alur), dengan kata

lain bahwa alur ceritanya adalahmeluas.

c.

Perwatakan kompleks karena tidak hanya memusatkan cerita pada tokoh

tertentu, waktu, dan situasi tertentu.

d.

Mengalami perubahan nasib, karena semakin banyak sang tokoh mengalami

perubahan nasib, makan bertambah panjang ceritanya

e.

Penyelesaian ceritanya dapat panjangkarena tidak hanya berfokus pada

satu klimaks.

f.

Peristiwa dalam membangun konflik mendominasi karangan dari awal

sampai akhir, sifat tikaiannya dramatik, yaitu berintikan pada perbenturan

yang berlawanan.

g.

Cara menikmatinya membutuhkan waktu yang relatif lama bahkan dapat

berganti hari karena bentuk dan uraiannya panjang.

Dalam cerita, penokohan atau watak merupakan penggambaran seorang

tokoh atau yang ditokohkan, baik itu berupa perilaku yang tampak maupun

batinnya. Dalam sebuah novel, penokohan yang diungkapkan secara langsung

dapat diamati pada bagian yang sudah diungkapkan dalam karangan.

Anda dapat mengetahui penokohan seorang pelaku cerita dengan

memperhatikan hal-hal berikut ini.

a.

Cermatilah tindakan yang dilakukan oleh seorang tokoh, misalnya tokoh

antagonis seorang penjahat dilukiskan dengan tindakan mencopet,

membunuh, dan lain-lain.

Latihan

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

96

b.

Pahamilah bentuk tubuh dan gaya berpakaian, misalnya seorang bos

memiliki bentuk tubuh yang gemuk dengan perut buncit dan selalu memakai

jas dan dasi

c.

Bandingkanlah pilihan kata dan gaya berbicara masing-masing tokoh,

misalnya gaya bicara mahasiswa dengan petani akan terlihat beda terutama

pada pilihan kata-katanya.

d.

Pahamilah sikap seorang pelaku dalam menghadapi permasalahannya.

Dari sini dapat terlihat bedanya antara orang yang sabar, bijaksana, arif

dengan orang yang pemarah, putus asa.

e.

Perhatikanlah sikap pelaku lain terhadap seorang tokoh tersebut. Berbagai

macam sikap dapat ditimbulkan dari sini misalnya sikap menyayangi,

membenci, iri, cinta.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita sudah mempunyai bekal

untuk dapat menilai dan mengambil kesimpulan mengenai watak seorang tokoh,

misalnya: pemarah, penyabar, pemurah, lemah, kurang tegas, peragu, pemurung,

penakut, atau watak yang lain.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penokohan

antara lain: bacalah isi novel secara keseluruhan, tentukan watak masing-masing

tokoh, klasifikasikan watak dari masing-masing tokoh tersebut. Setelah membaca

sebuah novel, kita dapat mengklasifikasikasikan watak dari masing-masing tokoh.

Misalnya, tokoh antagonis, protagonis, atau tritagonis.

2. Mengungkapkan dan Mendiskusikan Konflik dalam Novel

Secara intrinsik, novel dibangun dari beberapa unsur, di antaranya yaitu:

latar, alur, tema, penokohan, amanat, dan sudut pandang. Pada bagian ini

mengkhususkan pembicaraan mengenai konflik.

Sebagian besar penceritaan mempunyai lebih dari satu tokoh. Tokoh-tokoh

tersebut akan menjalin interaksi dan saling berkomunikasi. Namun, komunikasi

tersebut biasanya tidak terjadi secara mulus kesemuanya.

Sebagian di antaranya sengaja dibuat tidak serasi hubungan mereka. Dengan

berbagai gaya itulah, penulis cerpen mulai membangun ketegangan-ketegangan

yang mengarah terjadinya konflik.

Sebuah karangan akan terasa bagus apabila konflik yang terjadi diarahkan

secara logis sehingga penikmat (pembaca atau pendengar) dapat menerima jalan

cerita tersebut.

Untuk mendapatkan konflik yang masuk akal, biasanya penulis cerpen

dapat mengatur tempo: kapan konflik itu mulai terjadi, kapan konflik itu meledak

sebagai klimaks penceritaan, dan kapan konflik itu dapat diatasi sebagai

peleraiannya. Semua itu tampak jelas dalam alur penceritaan.

Bab IV

~ Kegemaran

97

Coba perhatikan, berikut ini merupakan gambar pengaturan emosi untuk

membangun konflik secara logis.

Keterangan:

1.

Kenalilah tokoh-tokoh yang ada pada awal penceritaan.

2.

Lanjutkanlah pada bagian ke-2, tokoh-tokoh sudah mulai mempunyai

permasalahan- permasalahan, baik pro dan kontranya.

3.

Cermatilah permasalahan yang kontra mulai memanas dan menjadi konflik

yang serius.

4.

Lanjutkanlah pada tahap ke-4 tahapan ini konflik yang tidak terbendung

akhirnya memecah pada klimaks penceritaan.

5.

Carilah solusi yang tepat sehingga pada tahap ke-5 ini terjadi penurunan

ketegangan dan menjadi peleraiannya. Konflik yang terjadi merupakan hal

yang menguntungkan karena ketegangan-ketegangan itu dapat dilihat

permasalahannya baik kekurangan dan kelebihannya.

Setelah Anda menemukan konflik, selanjutnya cobalah untuk

mendiskusikan konflik-konflik yang Anda temukan tersebut dengan tata cara

diskusi yang benar. Diskusi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila masing-

masing peserta diskusi mengungkapkan pendapat dan gagasannya masing-

masing, sehingga pada akhirnya akan tercapai kesepakatan bersama.

3. Memahami Unsur Intrinsik Sebuah Novel

Selain unsur intrinsik, Anda mengenal unsur lain yang membentuk novel

yaitu unsur ekstrinsik. Unsur ini sekalipun tidak terungkap secara eksplisit, namun

sangat berperan di dalamnya, misalnya pendidikan seorang pengarang. Sebagai

contoh novel yang berjudul “Karmila” karya Marga T. Dalam novel itu diceritakan

secara mendalam mengenai dr. Karmila, kehidupan di rumah sakit yang begitu

detail, dan pemakaian jargon kesehatan yang begitu kental. Semua itu sebenarnya

terjadi karena penulisnya adalah seorang dokter sehingga penceritaan itu sebagai

pengaruh pendidikan penulis dan aktivitas kehidupan sehari-hari.

4

3

2

5

6

1

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

98

Tugas Mandiri

Contoh lain sebenarnya dapat Anda cermati lagi novel “Salah Asuhan”

karya Abdul Muis di atas. Pada novel itu diceritakan secara menarik mengenai

tema kawin paksa. Penceritaan itu dapat dirasakan erat sekali dengan asal

lingkungan penulis yaitu dari Sumatra yang pada zaman lahirnya novel itu sering

terjadi tradisi kawin paksa, baik dipaksa kawin maupun terpaksa kawin. Semua

peristiwa tersebut terjadi dan meyakinkan kita bahwa karya sastra merupakan

karya hasil pengungkapan pengalaman penulis. Pengalaman itu bisa berupa hal

yang dilihat atau dialami sendiri. Dengan kenyataan tersebut, sastra tidak pernah

kehabisan materi karena keadaan zaman selalu berubah, begitu pula pengalaman

seseorang dalam menghadapi kehidupannya.

Untuk melatih keterampilan Anda dalam menganalisis sebuah novel, lakukan

bersama-sama dalam kelompok belajar petunjuk di bawah ini:

1.

Kita membentuk kelompok belajar yang beranggotakan maksimal lima anak.

2.

Dalam satu kelompok Anda tentukan satu novel yang akan kita analisis.

3.

Setelah selesai Anda baca, Anda coba untuk mencatat beberapa unsur

intrinsiknya, misalnya penokohan, alur, dan tema. Anda coba untuk

menganalisis unsur tersebut dengan menyebutkan data bukti penceritaan

yang mendukungnya.

4.

Selain unsur intrinsik, Anda analisis pula unsur ekstrinsik yang dapat Anda

pahami dalam novel itu.

5.

Setelah selesai menganalisis, Anda tukarkan hasil pekerjaan Anda dengan

karya teman Anda untuk saling berdiskusi dan memberikan masukan yang

membangun.

1.

Bentuklah kelompok dengan beranggotakan 5-6 orang!

2.

Carilah salah satu contoh novel Indonesia dan novel terjemahan!

3.

Bandingkanlah kedua novel tersebut!

4.

Kumpulkan pekerjaan kepada guru!

Latihan

Bab IV

~ Kegemaran

99

1.

Dari segi bentuknya, suatu karya tulis haruslah memenuhi ketentuan dan

kelaziman. Pada dasarnya karya tulis terdiri dari tiga bagian yang penting

yaitu: pendahuluan, tubuh karangan/isi, dan penutup. Adapun bagian yang

lain biasanya berfungsi sebagai kelengkapan atau penjelas saja.

2.

Selain tiga bagian inti tersebut, biasanya karya tulis ilmiah juga

menambahkan bagian-bagian lain sebagai kelengkapannya. Bagian yang

dimaksudkan yaitu:

a .

judul

b.

kata pengantar

c.

daftar isi

d.

daftar pustaka

e .

lampiran

f.

indeks.

3.

Daftar pustaka dan catatan kaki merupakan unsur yang penting dalam

suatu karya tulis. Daftar pustaka yaitu daftar yang berisi tentang semua

buku atau tulisan yang dijadikan acuan atau landasan dalam penelitian.

Ada beberapa manfaat pencantuman daftar pustaka atau catatan kaki,

baik bagi penulis, pembaca atau penyumbang data/sumber yang diambil,

yaitu:

a.

memenuhi etika penulisan;

b.

sebagai ucapan terima kasih penulis kepada penyumbang data;

c.

sebagai pendukung ide seorang penulis karena biasanya sumber

yang diambil ditulis oleh pakar yang terkenal;

d.

sebagai petunjuk untuk melacak kebenaran data yang diambil;

e.

sebagai referensi silang, yaitu menunjukkan pada halaman atau

bagian mana data itu diambil.

4.

Tips baik yang dapat kita lakukan dalam mencatumkan buku daftar pustaka

yaitu:

a.

buku yang benar-benar memuat materi yang kita acu. Jadi, buku

itu bukan sekadar untuk gagah-gagahan,

b.

buku yang masih muda. Hal ini dimaksudkan agar konteks yang

diacu dalam buku tersebut sesuai dengan konsep pada zamannya

sebab pada jangka waktu tertentu, teori suatu ilmu kemungkinan

berubah,

c .

buku yang ditulis oleh seorang ahli yang kompeten dalam bidangnya.

Rangkuman

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

100

5.

Catatan kaki adalah keterangan dari teks karangan yang ditempatkan

pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Fungsi dari catatan kaki

yaitu sebagai pemenuhan kode yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap

karya orang lain. Catatan kaki dipergunakan untuk:

a.

mendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang

tercantum dalam teks atau sebagai petunjuk sumber;

b.

tempat memperluas pembahasan yang diperlukan, tetapi tidak

relevan jika dimasukkan dalam teks, penjelasan ini dapat berupa

kutipan pula;

c.

referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/

halaman berapa hal yang sama dibahas di dalam tulisan;

d.

tempat menyatakan penghargaan atas karya dari orang lain.

6.

Unsur-unsur yang terdapat pada catatan kaki adalah sebagai berikut:

a)

Untuk Buku

1)

nama pengarang, ditulis dalam urutan biasa dan tidak dibalik,

diikuti tanda koma,

2)

judul buku, diawali dengan huruf kapital (kecuali kata tugas)

ditulis miring atau digaris bawahi,

3)

nama atau nomor seri (kalau ada),

4)

data publikasi terdiri dari:

- jumlah jilid (kalau ada),

- nomor cetakan (kalau ada),

- kota penerbitan, diikuti titik dua,

- nama penerbit, diikuti koma di dalam tanda kurung,

- tahun penerbitan.

5)

nomor jilid,

6)

nomor halaman diikuti tanda titik.

b)

Untuk artikel dalam majalah/berkala terdiri dari:

1)

nama pengarang,

2)

judul artikel, diantara tanda kutip,

3)

nama majalah, ditulis miring atau digaris bawahi,

4)

nomor majalah jika ada,

5)

tanggal penerbitan,

6)

nomor halaman.

7.

Dalam praktik tulis-menulis sering kita jumpai pula penulisan catatan kaki

singkat. Tulisan itu dapat berupa:

Ibid,

op.cit. dan

loc.cit.

a)

Ibid. (singkatan dari

Ibidium

, artinya sama dengan di atas) yaitu

catatan kaki singkat yang sumbernya sama dengan catatan kaki

yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi,

diikuti titik dan koma lalu nomor halaman.

b)

op.cit. (singkatan dari

opere citato

, artinya dalam karya yang telah

dikutip), yaitu catatan kaki singkat yang digunakan untuk catatan

kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi sudah disisipi catatan

kaki lain dari sumber lain. Urutannya: nama pengarang,

op.cit, nomor

halaman.

Bab IV

~ Kegemaran

101

Refleksi

c)

loc.cit. (singkatan dari

loco citato

, artinya pada tempat yang), seperti

di atas, tetapi dari halaman yang sama. Urutannya: nama pengarang

loc.cit. (tanpa nomor halaman).

Contoh: Rosihan Anwar,

loc.cit.

8.

Menganalisis sebuah pementasan drama berarti memahami pementasan

tersebut dilanjutkan dengan tindakan mengulas berdasarkan data-data atau

bukti-bukti relevan yang ditemukan di dalamnya.

9.

Tokoh drama adalah orang yang menjadi pelaku di dalam drama, sedangkan

peran merupakan watak dan perilaku yang dilakukannya.

10.

Sebuah novel dibentuk dengan menyusun karya secara imajinatif. Dengan

demikian, karya yang dihasilkan tersebut merupakan karya yang fiktif.

Ada dua faktor yang sangat mempengaruhi bentuk karya tersebut yaitu

faktor atau unsur yang secara langsung membentuk karya tersebut. Jadi,

unsur ini ada di dalamnya. Itulah yang disebut unsur intrinsik, sedangkan

unsur ekstrinsik yaitu unsur yang mempengaruhi, namun tidak langsung

berada di dalam karya tersebut, misalnya pendidikan, agama, atau budaya

yang dimiliki oleh pengarang.

11.

Setelah kita pelajari bab IV ini, hendaknya kita mempunyai sikap yang

lebih arif bila mengambil data dari karya orang lain. Anda hendaknya

mencantumkan nama orang tersebut dan karya yang telah dibuatnya.

Dengan demikian, Anda tidak dicap lagi sebagai plagiator, melainkan

sebagai penyalin yang terhormat.

Setelah mempelajari materi bab IV, Anda mendapatkan banyak wawasan.

Beberapa hal yang sebaiknya Anda sikapi secara positif antara lain sebagai

berikut.

1.

Dalam penulisan karya ilmiah, sering penulis mengambil data-data atau

pendapat orang lain dengan cara mengutip. Hal itu diperbolehkan dan

dianggap sah apabila penulis mengakui hal itu. Oleh sebab itu, penulis dapat

menyatakannya dalam bentuk catatan kaki atau daftar pustaka.

2.

Saat menganalisis pementasan drama, sebaiknya Anda memahami para

tokoh, alur, dialog, dan perilaku para tokohnya. Dengan demikian analisis

Anda dapat tepat.

3.

Bila Anda sedang menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/

terjemahan, sebaiknya Anda sebutkan semua unsur yang benar-benar

membangun karya tersebut.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

102

I. Pilihlah a, b, c, d, atau e sebagai jawaban yang tepat!

1.

Setiap peneliti akan mencatat data-data yang diperolehnya ke dalam kartu data.

Pencatatan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut,

kecuali

....

a .

mengutip

b.

memparafrasekan

c.

meringkas

d.

mengevaluasi

e.

merenovasi

2.

Perbedaan antara penulisan sumber informasi yang berupa daftar pustaka dan

catatan kaki adalah ...

a.

menyebutkan nama penulisnya

b.

menyebutkan judul karangannya

c.

menyebutkan tahun penerbitan

d.

tanda baca yang memisahkan setiap unsurnya

e.

penyebutan nama penerbit.

3.

Contoh penulisan catatan kaki yang benar adalah ....

a. Keberangkatan

, NH Dini, PT Gramedia Jakarta, 1987: 19

b.

NH Dini,

Keberangkatan

, PT Gramedia Jakarta, 1987

c.

Dini, NH,

Keberangkatan

, PT Gramedia Jakarta, 1987

d.

NH Dini,

Keberangkatan,

PT Gramedia Jakarta, 1987 : 19

e.

Dini, NH,

Keberangkatan

, PT Gramedia Jakarta, 1987 : 19

4.

Setiap peneliti akan mencatat data-data yang diperolehnya ke dalam kartu data.

Pencatatan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut,

kecuali

....

a .

mengutip

b.

memparafrasekan

c.

meringkas

d.

mengevaluasi

e.

merenovasi

Evaluasi

Setelah mempelajari materi bab ini, Anda dapat mengukur kemampuan

Anda dengan mengerjakan soal-soal evaluasi berikut ini.

Bab IV

~ Kegemaran

103

5.

Perbedaan antara penulisan sumber informasi yang berupa daftar pustaka dan

catatan kaki adalah ...

a.

menyebutkan nama penulisnya

b.

menyebutkan judul karangannya

c.

menyebutkan tahun penerbitan

d.

tanda baca yang memisahkan setiap unsurnya

e.

penyebutan nama penerbit.

6.

Menuliskan kembali isi bacaan secara singkat tetapi tidak perlu mempertahankan

urutan karangan disebut membuat ....

a.

ringkasan

b.

kutipan

c .

ikhtisar

d.

rangkuman

e. abstrak

7.

Di bawah ini merupakan ciri ikhtisar,

kecuali

....

a.

tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli

b.

tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan secara proporsional

c.

dapat langsung mengemukakan inti atau pokok

d.

ditulis secara urut sesuai dengan urutan karangan asli

e.

ditulis dalam bentuk ringkas

8

.

Koperasi adalah perserikatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan anggotanya.

Oleh karena itu, koperasi selalu berusaha memajukan kesejah-teraan anggota,

misalnya dengan menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan harga

semurah-murahnya.

Pertanyaan yang sesuai dengan isi wacana di atas adalah ....

a.

Mengapa koperasi dibedakan atas tiga jenis usaha?

b.

Apakah yang dimaksud dengan koperasi?

c.

Bagaimana pengertian koperasi dan macamnya?

d.

Bisakah Anda menjelaskan perbedaan tiga jenis koperasi?

e.

Di manakah kita mendapatkan koperasi?

9.

Berikut ini merupakan unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra,

kecuali

....

a.

alur cerita

b.

penokohan

c.

agama seorang pengarang

d.

sudut pandang pengarang

e.

waktu peristiwa atau lingkungan peristiwa tersebut

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

104

10.

Unsur karya sastra yang dapat dikelompokkan sebagai unsur ekstrinsik terdapat

pada pernyataan ....

a.

budaya yang dimiliki seorang pengarang

b.

amanat yang disampaikan seorang pengarang

c.

setting

d.

lingkungan yang dipilih seorang pengarang

e.

jalan cerita yang ada di dalam karangan